DIFISI 2
(Bidang Sosial dan Ilmu Politik)
30 Maret 2024 - Diskusi FISIP Berisi (DIFISI) Membahas Kesadaran Moral dan Etika Diplomasi DIFISI, sebagai wadah bagi keluarga mahasiswa (KEMA) FISIP, kembali menggelar diskusi terbuka dengan tema yang menarik. Pada edisi-2, diskusi membahas tentang "Kesadaran Moral dan Etika Diplomasi: Indonesia dalam Konteks Konvensi Genosida". Acara ini diadakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2024 melalui zoom meeting, diikuti oleh sejumlah peserta yang tertarik untuk mengasah daya kritis dan berdialektika. Diskusi dimulai dengan latar belakang isu Indonesia terkait konvensi genosida, yang masih relevan meskipun belum diratifikasi Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu. Moderator menjelaskan mengapa isu ini tetap penting untuk dibahas, mengingat kompleksitas proses birokrasi dalam menyepakati ratifikasi konvensi tersebut. Pemantik diskusi, Rafli Alfaizi Hakim, wakil presiden FPCI UPNVJ, menggarisbawahi pentingnya ratifikasi konvensi genosida bagi Indonesia dalam konteks diplomasi internasional. Diskusi dipicu oleh narasi sejarah kelam dan catatan buruk kemanusiaan di Indonesia, termasuk isu kemanusiaan di Papua Barat dan peristiwa pembantaian lainnya.
Salah satu poin hangat dalam diskusi adalah mengenai tanggung jawab Indonesia dalam menangani kasus kemanusiaan di Papua. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di antara peserta, diskusi tetap menghasilkan kontribusi berarti dalam memahami kompleksitas isu tersebut. Inti dari diskusi adalah pertanyaan mengenai dudukan moral dan etis Indonesia dalam mengkritik negara lain terkait masalah kemanusiaan, sementara Indonesia sendiri masih memiliki masalah kemanusiaan yang belum terselesaikan. Diskusi juga menyentuh tentang kelemahan hukum internasional dalam menegakkan keadilan, di mana kedaulatan negara dianggap sebagai kekuatan utama. Meskipun terdapat perdebatan, pada akhirnya semua peserta sepakat bahwa Indonesia sebaiknya meratifikasi konvensi genosida demi kepentingan Indonesia dan masyarakatnya. Diskusi ini menjadi momentum penting dalam menggali pemahaman dan kesadaran akan isu-isu kemanusiaan serta diplomasi Indonesia di tingkat global.